CARA MEMBUAT LAPORAN KASUS

DI SUSUN OLEH
NAMA         :          
NIM              :


AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
(ATRO) MUHAMMADIYAH MAKASSAR





KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Karena dengan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus dengan judul “TEKTNIK PEMERIKSAAN OS FEMUR PADA KASUS FRAKTUR ” .
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan program praktek kerja lapangan (PKL I) . Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak Direktur ATRO Muhammadiyah Makassar Dr. H Rusman Ahmad, M.Kes. selaku direktur.
2.    . selaku direktur RS Bhayangkara Makassar.
3.    . selaku Iepala Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar.
4.    . selaku kepala ruangan Radiologi  RS Bhayangkara Makassar.
5.    Para pembimbing/senior di Radiologi RS Bhayangkara Makassar atas bimbingannya  selama PKL I berlangsung
6.    RINI HASNA RUSLI, S.ST. selaku Supervisor Instusi.
7.    Kepada semua pihak yang membantu dalam menyelasaikan laporan akhir ini.
Dengan terselesainya laporan ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.             
Makassar, 10 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN  
A.   Latar Belakang................................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah.......................................................................1
C.   Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
D.   Manfaat Penulisan............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL............................................ 3
B.   Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi......................... 11
C.   Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan........................................... 12
BAB III METODE PEMERIKSAAN
A.   Tempatdan Waktu Pemeriksaan..................................................... 17
B.   Kronologis Riwayat Pasien............................................................. 17
C.   Persiapan Alat dan Bahan.............................................................. 17
D.   Prosedur Kerja................................................................................... 19
E.   Teknik Pemeriksaan Laporan Kasus di RS.................................. 19
A.   Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus................................................ 22
B.   Pembahasan Laporan Kasus......................................................... 23
BAB V PENUTUP
A.   Kesimpulan........................................................................................ 24
B.   Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8 Nopember 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai.
Pemeriksaan os femur adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi pada os femur yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penulisan Laporan ini adalah Bagaimana Teknik Pemeriksaan Radiografi Os femur Pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ?

C.    Tujuan Penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan I di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar disusun dengan tujuan :
a.        Untuk memenuhi tugas laporan kasus pada saat PKL I Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ( ATRO ) Muhammadiyah Makassar.
b.        Untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi Os femur Proyeksi AP dan Lateral pada kasus Faktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
c.        Untuk mengetahui sejauh mana pemeriksaan Os femur dengan Proyeksi AP dan Lateral di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dalam membantu diagnosa suatu klinis.

D.    Manfaat Penulisan
a.        Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai tata laksana pemeriksaan Os femur dengan Proyeksi AP dan Lateral
b.        Sebagai bahan masukkan untuk Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dalam melayani pasien.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL 

Berawal dari perintah lisan PANGDAK XVIII SULSELRA BRIGJEN IMAM SUPOYO kepada kapten polisi dr. ADAM IMAN SANTOSA pada tanggal 2 nopember 1965, untuk menempati dan memfungsikan bekas SEKOLAH POLISI NEGARA DJONGAYA menjadi RUMAH SAKIT KEPOLISIAN BHAYANGKARA MAKASSAR. Satu bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 desember 1965 mulai difungsikan poliklinik Umum dan bagian Kebidanan. Saat itu juga Lettu Polisi dr. ZAINAL ARIFIN yang bertugas di Poliklinik Poltabes Makassar mulai aktif di Poliklinik Umum dan dr. ABADI GUNAWAN di bagian Kebidanan Rumah Sakit Kepolisian Makassar Pada tanggal 1 september 1966 mulai difungsikan bangsal laki-laki, bangsal wanita dan bangsal anak-anak. Tanggal 1 januari 1967 bagian roentgen difungsikan. Tanggal 2 nopember 1968 diusulkan pendidikan SPK C dengan lama pendidikan 2 (dua) tahun, oleh dr. ADAM IMAN SANTOSA dan diteruskan oleh Pangdak VIII Brigjen Pol. Johny Anwar ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sehingga bulan Juni 1969 pendidikan SPK C angkatan I dimulai atas ijin Depkes RI. Tanggal 1 september 1969 dilakukan renovasi gudang kaporlap SPN Jongaya menjadi ruang pertemuan personil Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara. Tanggal 10 Januari 1970 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara diakui secara resmi oleh Mabes Polri dengan surat Keputusan Kapolri No. Pol. : B/117/34/SB/1970 yang ditandatangani oleh Wakalpolri Inspektur Jendral Polisi T.A.AZIZ, yang berbunyi sesuai teks aslinya sebagai berikut :
Menarik Surat Saudara tanggal 29 April 1969 No. Pol. : 346/Kes/III/69, dengan ini dipermaklumkan, bahwa kami sangat mmenghargai usaha tersebut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, khususnya dalam perawatan kesehatan anggota/pegawai sipil dan keluarganya, sekaligus merupakan pengisian dari pada fungsi dan organisasi seksi kesehatan Komdak XVIII/Sulselra.
Mengenai pembinaan selanjutnya dilaksanakan melalui Direktorat Kesehatan Mabak menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada. Dengan demikian Rumah Sakit tersebut secara resmi kami nyatakan menjadi : “Rumah Sakit Kepolisian R.I.” dan merupakan formasi organik dari Seksi Kesehatan Komdak XVIII/Sulselra. 
Mengenai pembinaan selanjutnya dilaksanakan melalui Direktorat Kesehatan Mabak menurut ketemtuan-ketentuan yang berlaku dan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada. Dengan demikian Rumah Sakit tersebut secara resmi kami nyatakan menjadi : “Rumah Sakit Kepolisian R.I” dan merupakan formasi organik dari Seksi Kesehatan Komdak XVIII/sulseltra.
Tanggal 10 Desember 1979 SPK C secara resmi ditutup dan diganti dengan nama SPK Gaya Baru, yang hanya berlangsung selama 2 tahn yakni tahun 1979-1980, dan pada tahun 1980 SPK Gaya Baru berubah menjadi SPK dengan masa pendidikan 3 tahun, dan pada tahun 1984 menerima anggota Polri dari seluruh Indonesia untuk dididik menjadi tenaga kesehatan.
Perkembangan fisik Rumah Sakit Kepolisisan Bhayangkara Makassar dimulai pada tanggal 7 oktober 1971 dengan diresmikannya ruang Disdokdes dan Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar oleh Kapolda Sulsel.
Pembangunan tahap pertama tahun 1973 yang ditandai dengan diresmikannya ruang perawatan perwira (paviliun). Tahun 1977 dengan dukungan anggaran dari Menhankam Pangab Jendral M. Yusuf, dibangunlah sarana pendukung diagnostic dan sarana pelayanan kesehatan.
Pembagunan tahap kedua tahun 1983 terdiri atas Ruang Perawatan Anak 2 (dua) lantai, Ruang Fisioterapi dan Gizi serta Ruang Gawat Darurat. Tahun 1996 diresmikan ruang Otopsi dan Muhsolla, tahun 1997 diresmikan ruang ICU dan Ruang Operasi, tahun 2000 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar mendapat bantuan lunak dari Spanyol berupa peralatan kesehatan.
Perkembangan pembangunan selanjutnya adalah    pembangunan koridor yang menghubungkan ruang-ruang perawatan maupun polikliniik, gedung perawatan garruda dan kasuari yang berlantai 2 (dua). Tanggal 1 Januari 1999 Gedung Kantin Bhayangkara, Gedung Primkoppol dan tambahan Masjid Bhayangkara diresmikan oleh KADISDOKKES POLDA SULSEL LETKOL POL. Dr. S BUDI SISWANTO. Tanggal 10 Oktober 2001 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar berubah status menjadi Rumah Sakit tingkat II dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/1549/X/2001. Untuk menghilangan kesan bahwa Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara hanya diperunukkan bagi anggota Polri maka berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Sulsel No. Pol.:SKEP/321/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001 diputuskan penggantian nama Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar yang diresmikan  oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. FIRMAN GANI, sekaigus meminta restu kepada adik kandung.
Tanggal 14 januari 2009. Depkes RI memberikan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : YM.01.10/III/125/09 dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar yang berlaku tanggal 14 Januari 2009 sampai dengan 14 Januari 2012 kepada Rumah Sakit Bhayangkara Mappa Oudang sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar pelayanan yang meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Rekam Medis. Yang ditandatangani atas nama Mentri Kesehatan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik FARID W. HUSAIN. Peresmian gedung IGD pada tanggal 18 September 2009 oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. MATHIUS SALEMPANG Pada tanggal 15 Juli 2009 KETUA UMUM BHAYANGKARA NY. NANNY BAMBANG HENDARSO meresmikan Renovasi Ruang Cendrawasih. Peresmian Renovasi Ruang Perawatan Cendrawasih B pada tanggal 16 desember 2009 oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA. Peresmian Renovasi Ruang intermediate care unit, USG, Treadmill dan Ruang Makan Karyawan oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA tanggal 17 september 2010.
Tanggal 23 november 2010, Mentri Keuangan RI mengesahkan Penempatan Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), dengan Surat Keputusan Mentri Keuangan AGUS D.W. SPTOW ARDOJO.
Tanggal 8 Juni 2011 nomenklatur Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar berubah nama menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dengan kode Kemenkeu 646307.
Pada hari Jumat, tanggal 21 Oktober 2011 jam 14.00 wita secara resmi KAPOLDA SULSEL INSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. H. JOHNY WAINAL USMAN, MM melakukan peletakan batu pertama dalam rangka dimulainya renovasi ruang : Perawatan dan Bedah sentral serta ICU yang berlantai 3 (tiga). Pada hari Selasa, tanggal 20 November 2013 telah diresmikan dan digunakan Gedung perawatan, Bedah Sentral an ICU serta Ruang perkantoran Rumkit Bhayangkara Makassar oleh Kapolda sulsel IRJEN POL. Drs. BURHANUDDIN ANDI, S.H.,M.H.








PIMPINAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
Sejak berdirinya pada tanggal 2 November 1965,Rumah Sakit Bhayangkara Makassar telah mengalami beberapa kali pergantian Pimpinan/Kepala, yaitu :
1.    Letkol Pol dr. ZAINAL ARIFIN,Sp.M (1969 – 1985 )
2.    Letkol Pol. dr. IDA BAGUS PUTRA DJUNGUTAN, SP .B (1985 – 1991)
3.    Letkol Pol dr. ROESMAN ROESLI, Sp.PD (1991 – 1993)
4.    Kombes Pol. drg. PETER SAHELANGI, DFM (1993 – 2007)
5.    Kombes Pol. dr. SYAFRIZAL, MM (2007 – 2009)
6.    Kombes Pol. dr. DIDI MINTADI, Sp.JP (2009 – 2010)
7.    Kombes  Pol. dr. PURWADI, MS.,MARS (2010 – 2013)
8.    Kombes  Pol. dr. BUDI HERYADI, MM (2013 – Sekarang)

VISI :
Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara terbaik di kawasan Timur Indonesia dan jajaran Polri, dengan pelayanan prima dan mengutamakan penyembuhan serta terkendali dalam pembiayaan.

MISI :
1.    Menyelenggarakan  pelayanan kesehatan yang prima dengan meningkatkan kualitas disegala bidang pelayanan kesehatan, termasuk kegiatan kedokteran kepolisian (forensik, perawatan tahanan, kesehatan  kamtibmas dan DVI) baik kegiatan operasional kepolisian, pembinaan kemitraan maupun pendidikan dan latihan.     
2.    Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan anggaran secara transparan dan akuntabel.
3.    Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, bermoral dan memiliki budaya organisasi sebagai pelayanan prima.
4.    Mengelolah seluruh sumber daya secara efektif, efisien dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan tugas pembinaan maupun operasional polri.

NILAI :                                                                                                                                   
1.    Disiplin
2.    Ekstra Pelayanan Prima
3.    Kebersamaan
4.    Akuntabilitas dan Transparansi
5.    Prestasi Kerja

MOTTO :
Prima dalam pelayanan, utama dalam penyembuhan, terkendali dalam pembiayan.

TUJUAN :
1.    Tersediyanya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai dengan standar akreditasi
2.    Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalisir komplain guna meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
3.    Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi
4.    Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM
5.    Menjaga kuantitas SDM secara ideal sesuai dengan beban dan ancaman tugas
6.    Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM
7.    Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan
8.    Terwujudnya pengelolaan seluruh sumber daya lainnya secara efektif, efisien dan akuntabel.


FASILITAS DAN JENIS LAYANAN :
1.    Mengembangkan pelayanan terpadu
Fokus pengembangan layanan terpadu pada berbagai jenis layanan kesehatan sesuai dengan kemampuan rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan kemudahan, kecepatan, akurasi, pelayanan prima dan tetap mengutamakan penyembuhan serta pengendalian pembiayaan, sehingga fungsi sosial rumah sakit tetap tidak terabaikan.
2.    Pelayanan kesehatan / Medik yang telah dimiliki rumah sakit lebih dari lima kegiatan, terdiri atas :
a.    Pelayan Rawat Jalan, terdiri atas :
1)    Klinik Umum
2)    Klinik Gigi
3)    Klinik KB dan KIA
4)    Klinik Kecantikan
5)    Spesialis Penyakit Dalam
6)    Spesialis Anak
7)    Spesialis Bedah
8)    Spesialis Obsgyn
9)    Spesialis Ortopedi
10)  Spesialis Mata
11)  Spesialis Paru
12)  Spesialis THT
13)  Spesialis Saraf
14)  Spesialis Jantung
15)  Spesialis Jiwa
16)  Spesialis Kulit dan Kelamin
17)  Radiologi
18)  Spesialisasi lainnya, yang tidak memiliki poliklinik (bedah urologi, bedah digestif, bedah plastik, rehab medik, gizi klinik, dll)
b.     Pelayanan Rawat Inap, terdiri atas :
1)    Pelayanan Rawat Inap Kelas VVIP
2)    Pelayanan Rawat Inap Kelas VIP
3)    Pelayanan Rawat Inap Kelas I
4)    Pelayanan Rawat Inap Kelas II
5)    Pelayanan Rawat Inap Kelas III
6)    Pelayanan Intensif Care Unit (IC)

























GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT 

(harap di isi sesuai keperluannya) 









  
B.     Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi
    1.        Anatomi
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang   dapat   diklasifikasikan   dalam   lima   kelompok   berdasarkan   bentuknya :
Tulang panjang (Femur, Humerus)  terdiri dari batang tebal panjang yang disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis. Di sebelah proksimal dari epifisis terdapatmetafisis. Di antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari spongi bone (cancellous atau trabecular). Pada akhir tahun-tahun remaja tulang rawan habis, lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti tumbuh. Hormon pertumbuhan, estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang panjang. Estrogen, bersama dengan testosteron,merangsang fusi lempeng epifisis. Batang suatu tulang panjang memiliki rongga yang disebut kanalis medularis.Kanalis medularis berisi sumsum tulang.
Gamabar Os femur
    2.        Fisiologi Tulang
Fungsi tulang adalah sebagai berikut :
·         Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
·         Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan lunak.
·         Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
·         Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulangbelakang (hema topoiesis).
·         Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

C.    Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan
Pemriksaan radiologi os femur umumnya menggunakan dua proyeksi yaitu :
·         Proyeksi Ap
·         Proyeksi Lateral

Proyeksi Ap
pp       : pasien supine diatas meja pemeriksaan kedua tungkai lurus 
po       : tungkai atas, yang diftoto diatur dengan true AP yaitu dengan cara 
·         pelvis true AP dengan mengatur pasien, illiaca antero superior (SIAS) kanan dan kiri berjarak sama dengan meja pemeriksaan.
·         knee joint true AP dengan mengatur condylus lateralis dan condylus medialis berjarak sama terhadap meja pemeriksaan, kaset diletakkan horizontal dan memanjang dibawah tungkai atas yang difoto. Di usahakan agar kaset tersebut dapat meliputi kedua ujung.Os femur yang difoto. 
FFD    : 90 cm
CR      : vertikal tegak lurus film
CP       : pada pertengahan os femur 

Gambar pemeriksaan os femur Ap

Kriteria Radiograf
a.       Tampak gambaran femur dalam profil AP
b.      Bagian femur dan sendi yang dekat dengan lesi harus tampak
c.       Femoral neck tidak mengalami pemendekan (foreshortening)
d.      Trochanter minor tidak tampak dalam gambar atau hanya sedikit saja bagian trochanter minor yang tampak pada film
e.       Articulatio genu tidak rotasi
gambar criteria radiograf femur proyeksi AP

Proyeksi Lateral
Pp       : pasien supine diatas meja pemeriksaan
Po       : lutut dari tungkai yang akan di foto sedikit flexio,tungkai di atas diatur true lateral dengan tepi lateralnya menempel pada kaset.angkle joint di janggal dengan spon dan diatas tungkai diletakkan sendi bagian untuk imobilisasi tungkai yang di foto dapat dilihat dengan 2 cara :
·         tungkai diatas di arahkan kedepan ,genu flexio dan tungkai bawahnya di arah caudal
·         tungkai di atas diarahkan kebalik genu flexio dan tungkai bawahnya diarahkan ke posterior penderita.Kaset di letakkan horizontal dan memanjang di bawah tungkai yang di foto 
FFD : 90 Cm
CR : vertikal tegak lurus bidang film 
CP : pertengahan os femur
Gambar Pemeriksaan os femur Lateral
Kriteria Radiograf
a.       Kaki yang tidak diperiksa tidak menutupi ojek yanga akan di periksa.
b.      Trochanter mayor dan minor tidak tampak terlalu prominent.

gambar criteria radiograf femur proyeksi Lateral


















BAB III
METODE PEMERIKSAAN

A.     Tempat dan Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi femur pada kasus fraktur dilakukan di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar, adapau waktu pemeriksaannya yaitu :
Hari              : senin
Tanggal       : 5 januari 2015
Jam              : 09 : 26 Wita
B.     Kronologi Riwayat Pasien
Hari sabtu tanggal 5 januari 2015 pasien datang di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar dalam keadaan tidak sadarkan diri diantar oleh perawat untuk rontgen dengan permintaan foto os femur AP/LATERAL.
C.        Persiapan Alat dan Bahan
1.    Pesawat Sinar-X




Gambar 17. Pesawat Sinar-X
·         Tabung
Thosiba Electron Tubes & Devices CO., LTD
1385, Shimoishigami, Otawara-Shi, Tochigi 324-8550
Made In Japan
Manufactured                : januari 2012
Unit Model                     : E7239X
Ser. No                           : 12A1294
Insert Model                   : E7239
Ser. No                           : 2A0835
Max. Voltage                  : 125 kV
Focal Spot                      : 2.0/1.0
Permanent Filtration                : 0.9 Al/75
Stator                              : XS-AV
·         Kolimator
REF                                 : MRC
SN                                    : AEC1220051
Feb. 2012
Inferent Filtration          : 1.2 mm Al eq
Line power Rating        : 24~, 6A, 50/60 Hz
·         Meja kontrol
·         Meja pemeriksaan
REF                                 : PBT-4
SN                                   : AET1220042
Feb. 2012
2.    Kaset ukuran 24x30 cm
3.    Film ukuran 24x30 cm 2 lembar
4.    Mesin Pencuci Film
Gambar 18. Automatic Processing
5.    Marker

D.        Prosedur kerja
          Sebelum dilakukan pemeriksaan os femur, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai brikut :
a.    Persiapan pasien :
         Membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu hasil radiograf, seperti kancing celana dan benda-benda logam lainnya.

E.        Teknik Pemeriksaan Laporan Kasus Di RS
          Proyeksi yang dilakukan di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar pada kasus fraktur menggunakan proyeksi Ap/Lateral.
Tanda – tanda diagnosa : Fraktur
1. Proyeksi Ap
·            Posisi pasien            : pasien supine di atas brangkar dalam keadaan tidak sadar
·           Posisi objek   : letakkan os femur diatas kaset dalam keadaan AP, atur kedua sisi os femur agar tidak terpotong ( kaset di bagi dua)
·            CP                  : Mid femur
·            CR                  : Vertikal tegak lurus bidang kaset
·            FFD                : 90 cm
·            kV                   : 59
·            mA                  : 200
·            Secon                        :  
·            ukuran kaset : 30 cm X 40 cm
2.   Proyeksi Lateral
·     Posisi pasien            : pasien supine diatas brangkar dalam keadaan tidak sadar
·     Posisi objek   : letakkan os femur di tengah-tengah kaset dalam keadaan lateral atau true lateral
·     CP                  : Mid femur
·     CR                  : Vertikal tegak lurus bidang kaset
·     FFD                : 90 cm
·     kV                   : 59
·     mA                  : 200
·     Secon                        :
·     Ukuran kaset            : 30 cm X 40 cm













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus
1.    Identitas pasien
Nama                                    : ny. y
Umur                                     : 40 Thn
Alamat                                   : Todopuli
Permintaan foto                  : Femur 1/3 distal
No.foto                                  : 64
Tanggal pemeriksaan        : 5 januari 2015
Jenis pemeriksaan             : Foto os femur Ap/Lateral
2.    Hasil radiograf
 








3.    Hasil baca foto
·         Fraktur 1/3 distal os femur kanan
·         Soft tusue
B.     Pembahasan Laporan Kasus
Fraktur akibat peristiwa trauma. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
            Berdasarkan laporan kasus diatas penulis menarik kesimpulan bahawa pemriksaan Os Femur di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar dengan proyeksi Ap dan Lateral sudah sesuai dengan teori dan sangat membantu dokter Radiologi dalam mendiagnosa suatu kalainan patologis pada Os Femur dalam hal ini fraktur os femur
B.     Saran
            Saran penulis utamanya kepada Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar yaitu Cairan harus lebih di perhatikan agar menhindari pengulangan foto karena pengaruh cairan automatic processing.















DI SUSUN OLEH
NAMA         :          
NIM              :


AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
(ATRO) MUHAMMADIYAH MAKASSAR





KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Karena dengan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus dengan judul “TEKTNIK PEMERIKSAAN OS FEMUR PADA KASUS FRAKTUR ” .
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan program praktek kerja lapangan (PKL I) . Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Bapak Direktur ATRO Muhammadiyah Makassar Dr. H Rusman Ahmad, M.Kes. selaku direktur.
2.    . selaku direktur RS Bhayangkara Makassar.
3.    . selaku Iepala Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar.
4.    . selaku kepala ruangan Radiologi  RS Bhayangkara Makassar.
5.    Para pembimbing/senior di Radiologi RS Bhayangkara Makassar atas bimbingannya  selama PKL I berlangsung
6.    RINI HASNA RUSLI, S.ST. selaku Supervisor Instusi.
7.    Kepada semua pihak yang membantu dalam menyelasaikan laporan akhir ini.
Dengan terselesainya laporan ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.             
Makassar, 10 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN  
A.   Latar Belakang................................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah.......................................................................1
C.   Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
D.   Manfaat Penulisan............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL............................................ 3
B.   Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi......................... 11
C.   Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan........................................... 12
BAB III METODE PEMERIKSAAN
A.   Tempatdan Waktu Pemeriksaan..................................................... 17
B.   Kronologis Riwayat Pasien............................................................. 17
C.   Persiapan Alat dan Bahan.............................................................. 17
D.   Prosedur Kerja................................................................................... 19
E.   Teknik Pemeriksaan Laporan Kasus di RS.................................. 19
A.   Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus................................................ 22
B.   Pembahasan Laporan Kasus......................................................... 23
BAB V PENUTUP
A.   Kesimpulan........................................................................................ 24
B.   Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8 Nopember 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai.
Pemeriksaan os femur adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi pada os femur yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penulisan Laporan ini adalah Bagaimana Teknik Pemeriksaan Radiografi Os femur Pada Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar ?

C.    Tujuan Penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan I di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar disusun dengan tujuan :
a.        Untuk memenuhi tugas laporan kasus pada saat PKL I Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ( ATRO ) Muhammadiyah Makassar.
b.        Untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi Os femur Proyeksi AP dan Lateral pada kasus Faktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
c.        Untuk mengetahui sejauh mana pemeriksaan Os femur dengan Proyeksi AP dan Lateral di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dalam membantu diagnosa suatu klinis.

D.    Manfaat Penulisan
a.        Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai tata laksana pemeriksaan Os femur dengan Proyeksi AP dan Lateral
b.        Sebagai bahan masukkan untuk Instalasi Radiologi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dalam melayani pasien.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL 

Berawal dari perintah lisan PANGDAK XVIII SULSELRA BRIGJEN IMAM SUPOYO kepada kapten polisi dr. ADAM IMAN SANTOSA pada tanggal 2 nopember 1965, untuk menempati dan memfungsikan bekas SEKOLAH POLISI NEGARA DJONGAYA menjadi RUMAH SAKIT KEPOLISIAN BHAYANGKARA MAKASSAR. Satu bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 1 desember 1965 mulai difungsikan poliklinik Umum dan bagian Kebidanan. Saat itu juga Lettu Polisi dr. ZAINAL ARIFIN yang bertugas di Poliklinik Poltabes Makassar mulai aktif di Poliklinik Umum dan dr. ABADI GUNAWAN di bagian Kebidanan Rumah Sakit Kepolisian Makassar Pada tanggal 1 september 1966 mulai difungsikan bangsal laki-laki, bangsal wanita dan bangsal anak-anak. Tanggal 1 januari 1967 bagian roentgen difungsikan. Tanggal 2 nopember 1968 diusulkan pendidikan SPK C dengan lama pendidikan 2 (dua) tahun, oleh dr. ADAM IMAN SANTOSA dan diteruskan oleh Pangdak VIII Brigjen Pol. Johny Anwar ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sehingga bulan Juni 1969 pendidikan SPK C angkatan I dimulai atas ijin Depkes RI. Tanggal 1 september 1969 dilakukan renovasi gudang kaporlap SPN Jongaya menjadi ruang pertemuan personil Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara. Tanggal 10 Januari 1970 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara diakui secara resmi oleh Mabes Polri dengan surat Keputusan Kapolri No. Pol. : B/117/34/SB/1970 yang ditandatangani oleh Wakalpolri Inspektur Jendral Polisi T.A.AZIZ, yang berbunyi sesuai teks aslinya sebagai berikut :
Menarik Surat Saudara tanggal 29 April 1969 No. Pol. : 346/Kes/III/69, dengan ini dipermaklumkan, bahwa kami sangat mmenghargai usaha tersebut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, khususnya dalam perawatan kesehatan anggota/pegawai sipil dan keluarganya, sekaligus merupakan pengisian dari pada fungsi dan organisasi seksi kesehatan Komdak XVIII/Sulselra.
Mengenai pembinaan selanjutnya dilaksanakan melalui Direktorat Kesehatan Mabak menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada. Dengan demikian Rumah Sakit tersebut secara resmi kami nyatakan menjadi : “Rumah Sakit Kepolisian R.I.” dan merupakan formasi organik dari Seksi Kesehatan Komdak XVIII/Sulselra. 
Mengenai pembinaan selanjutnya dilaksanakan melalui Direktorat Kesehatan Mabak menurut ketemtuan-ketentuan yang berlaku dan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan yang ada. Dengan demikian Rumah Sakit tersebut secara resmi kami nyatakan menjadi : “Rumah Sakit Kepolisian R.I” dan merupakan formasi organik dari Seksi Kesehatan Komdak XVIII/sulseltra.
Tanggal 10 Desember 1979 SPK C secara resmi ditutup dan diganti dengan nama SPK Gaya Baru, yang hanya berlangsung selama 2 tahn yakni tahun 1979-1980, dan pada tahun 1980 SPK Gaya Baru berubah menjadi SPK dengan masa pendidikan 3 tahun, dan pada tahun 1984 menerima anggota Polri dari seluruh Indonesia untuk dididik menjadi tenaga kesehatan.
Perkembangan fisik Rumah Sakit Kepolisisan Bhayangkara Makassar dimulai pada tanggal 7 oktober 1971 dengan diresmikannya ruang Disdokdes dan Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar oleh Kapolda Sulsel.
Pembangunan tahap pertama tahun 1973 yang ditandai dengan diresmikannya ruang perawatan perwira (paviliun). Tahun 1977 dengan dukungan anggaran dari Menhankam Pangab Jendral M. Yusuf, dibangunlah sarana pendukung diagnostic dan sarana pelayanan kesehatan.
Pembagunan tahap kedua tahun 1983 terdiri atas Ruang Perawatan Anak 2 (dua) lantai, Ruang Fisioterapi dan Gizi serta Ruang Gawat Darurat. Tahun 1996 diresmikan ruang Otopsi dan Muhsolla, tahun 1997 diresmikan ruang ICU dan Ruang Operasi, tahun 2000 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar mendapat bantuan lunak dari Spanyol berupa peralatan kesehatan.
Perkembangan pembangunan selanjutnya adalah    pembangunan koridor yang menghubungkan ruang-ruang perawatan maupun polikliniik, gedung perawatan garruda dan kasuari yang berlantai 2 (dua). Tanggal 1 Januari 1999 Gedung Kantin Bhayangkara, Gedung Primkoppol dan tambahan Masjid Bhayangkara diresmikan oleh KADISDOKKES POLDA SULSEL LETKOL POL. Dr. S BUDI SISWANTO. Tanggal 10 Oktober 2001 Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar berubah status menjadi Rumah Sakit tingkat II dengan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP/1549/X/2001. Untuk menghilangan kesan bahwa Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara hanya diperunukkan bagi anggota Polri maka berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Sulsel No. Pol.:SKEP/321/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001 diputuskan penggantian nama Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar yang diresmikan  oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Drs. FIRMAN GANI, sekaigus meminta restu kepada adik kandung.
Tanggal 14 januari 2009. Depkes RI memberikan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : YM.01.10/III/125/09 dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar yang berlaku tanggal 14 Januari 2009 sampai dengan 14 Januari 2012 kepada Rumah Sakit Bhayangkara Mappa Oudang sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar pelayanan yang meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Rekam Medis. Yang ditandatangani atas nama Mentri Kesehatan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik FARID W. HUSAIN. Peresmian gedung IGD pada tanggal 18 September 2009 oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. MATHIUS SALEMPANG Pada tanggal 15 Juli 2009 KETUA UMUM BHAYANGKARA NY. NANNY BAMBANG HENDARSO meresmikan Renovasi Ruang Cendrawasih. Peresmian Renovasi Ruang Perawatan Cendrawasih B pada tanggal 16 desember 2009 oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA. Peresmian Renovasi Ruang intermediate care unit, USG, Treadmill dan Ruang Makan Karyawan oleh KAPOLDA SULSEL IRJEN POL. Drs. ADANG ROCHJANA tanggal 17 september 2010.
Tanggal 23 november 2010, Mentri Keuangan RI mengesahkan Penempatan Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), dengan Surat Keputusan Mentri Keuangan AGUS D.W. SPTOW ARDOJO.
Tanggal 8 Juni 2011 nomenklatur Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Mappa Oudang Makassar berubah nama menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dengan kode Kemenkeu 646307.
Pada hari Jumat, tanggal 21 Oktober 2011 jam 14.00 wita secara resmi KAPOLDA SULSEL INSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. H. JOHNY WAINAL USMAN, MM melakukan peletakan batu pertama dalam rangka dimulainya renovasi ruang : Perawatan dan Bedah sentral serta ICU yang berlantai 3 (tiga). Pada hari Selasa, tanggal 20 November 2013 telah diresmikan dan digunakan Gedung perawatan, Bedah Sentral an ICU serta Ruang perkantoran Rumkit Bhayangkara Makassar oleh Kapolda sulsel IRJEN POL. Drs. BURHANUDDIN ANDI, S.H.,M.H.








PIMPINAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
Sejak berdirinya pada tanggal 2 November 1965,Rumah Sakit Bhayangkara Makassar telah mengalami beberapa kali pergantian Pimpinan/Kepala, yaitu :
1.    Letkol Pol dr. ZAINAL ARIFIN,Sp.M (1969 – 1985 )
2.    Letkol Pol. dr. IDA BAGUS PUTRA DJUNGUTAN, SP .B (1985 – 1991)
3.    Letkol Pol dr. ROESMAN ROESLI, Sp.PD (1991 – 1993)
4.    Kombes Pol. drg. PETER SAHELANGI, DFM (1993 – 2007)
5.    Kombes Pol. dr. SYAFRIZAL, MM (2007 – 2009)
6.    Kombes Pol. dr. DIDI MINTADI, Sp.JP (2009 – 2010)
7.    Kombes  Pol. dr. PURWADI, MS.,MARS (2010 – 2013)
8.    Kombes  Pol. dr. BUDI HERYADI, MM (2013 – Sekarang)

VISI :
Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara terbaik di kawasan Timur Indonesia dan jajaran Polri, dengan pelayanan prima dan mengutamakan penyembuhan serta terkendali dalam pembiayaan.

MISI :
1.    Menyelenggarakan  pelayanan kesehatan yang prima dengan meningkatkan kualitas disegala bidang pelayanan kesehatan, termasuk kegiatan kedokteran kepolisian (forensik, perawatan tahanan, kesehatan  kamtibmas dan DVI) baik kegiatan operasional kepolisian, pembinaan kemitraan maupun pendidikan dan latihan.     
2.    Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan anggaran secara transparan dan akuntabel.
3.    Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, bermoral dan memiliki budaya organisasi sebagai pelayanan prima.
4.    Mengelolah seluruh sumber daya secara efektif, efisien dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan tugas pembinaan maupun operasional polri.

NILAI :                                                                                                                                   
1.    Disiplin
2.    Ekstra Pelayanan Prima
3.    Kebersamaan
4.    Akuntabilitas dan Transparansi
5.    Prestasi Kerja

MOTTO :
Prima dalam pelayanan, utama dalam penyembuhan, terkendali dalam pembiayan.

TUJUAN :
1.    Tersediyanya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai dengan standar akreditasi
2.    Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalisir komplain guna meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
3.    Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi
4.    Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM
5.    Menjaga kuantitas SDM secara ideal sesuai dengan beban dan ancaman tugas
6.    Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM
7.    Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan
8.    Terwujudnya pengelolaan seluruh sumber daya lainnya secara efektif, efisien dan akuntabel.


FASILITAS DAN JENIS LAYANAN :
1.    Mengembangkan pelayanan terpadu
Fokus pengembangan layanan terpadu pada berbagai jenis layanan kesehatan sesuai dengan kemampuan rumah sakit yang bertujuan untuk memberikan kemudahan, kecepatan, akurasi, pelayanan prima dan tetap mengutamakan penyembuhan serta pengendalian pembiayaan, sehingga fungsi sosial rumah sakit tetap tidak terabaikan.
2.    Pelayanan kesehatan / Medik yang telah dimiliki rumah sakit lebih dari lima kegiatan, terdiri atas :
a.    Pelayan Rawat Jalan, terdiri atas :
1)    Klinik Umum
2)    Klinik Gigi
3)    Klinik KB dan KIA
4)    Klinik Kecantikan
5)    Spesialis Penyakit Dalam
6)    Spesialis Anak
7)    Spesialis Bedah
8)    Spesialis Obsgyn
9)    Spesialis Ortopedi
10)  Spesialis Mata
11)  Spesialis Paru
12)  Spesialis THT
13)  Spesialis Saraf
14)  Spesialis Jantung
15)  Spesialis Jiwa
16)  Spesialis Kulit dan Kelamin
17)  Radiologi
18)  Spesialisasi lainnya, yang tidak memiliki poliklinik (bedah urologi, bedah digestif, bedah plastik, rehab medik, gizi klinik, dll)
b.     Pelayanan Rawat Inap, terdiri atas :
1)    Pelayanan Rawat Inap Kelas VVIP
2)    Pelayanan Rawat Inap Kelas VIP
3)    Pelayanan Rawat Inap Kelas I
4)    Pelayanan Rawat Inap Kelas II
5)    Pelayanan Rawat Inap Kelas III
6)    Pelayanan Intensif Care Unit (IC)

























GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT 

(harap di isi sesuai keperluannya) 









  
B.     Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi
    1.        Anatomi
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada ba intra-seluler. Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage yang mana melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam kalsium.
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang   dapat   diklasifikasikan   dalam   lima   kelompok   berdasarkan   bentuknya :
Tulang panjang (Femur, Humerus)  terdiri dari batang tebal panjang yang disebut diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis. Di sebelah proksimal dari epifisis terdapatmetafisis. Di antara epifisis dan metafisis terdapat daerah tulang rawan yang tumbuh, yang disebut lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan. Tulang panjang tumbuh karena akumulasi tulang rawan di lempeng epifisis. Tulang rawan digantikan oleh sel-sel tulang yang dihasilkan oleh osteoblas, dan tulang memanjang. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat. Epifisis dibentuk dari spongi bone (cancellous atau trabecular). Pada akhir tahun-tahun remaja tulang rawan habis, lempeng epifisis berfusi, dan tulang berhenti tumbuh. Hormon pertumbuhan, estrogen, dan testosteron merangsang pertumbuhan tulang panjang. Estrogen, bersama dengan testosteron,merangsang fusi lempeng epifisis. Batang suatu tulang panjang memiliki rongga yang disebut kanalis medularis.Kanalis medularis berisi sumsum tulang.
Gamabar Os femur
    2.        Fisiologi Tulang
Fungsi tulang adalah sebagai berikut :
·         Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
·         Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru) dan jaringan lunak.
·         Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
·         Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulangbelakang (hema topoiesis).
·         Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.

C.    Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan
Pemriksaan radiologi os femur umumnya menggunakan dua proyeksi yaitu :
·         Proyeksi Ap
·         Proyeksi Lateral

Proyeksi Ap
pp       : pasien supine diatas meja pemeriksaan kedua tungkai lurus 
po       : tungkai atas, yang diftoto diatur dengan true AP yaitu dengan cara 
·         pelvis true AP dengan mengatur pasien, illiaca antero superior (SIAS) kanan dan kiri berjarak sama dengan meja pemeriksaan.
·         knee joint true AP dengan mengatur condylus lateralis dan condylus medialis berjarak sama terhadap meja pemeriksaan, kaset diletakkan horizontal dan memanjang dibawah tungkai atas yang difoto. Di usahakan agar kaset tersebut dapat meliputi kedua ujung.Os femur yang difoto. 
FFD    : 90 cm
CR      : vertikal tegak lurus film
CP       : pada pertengahan os femur 

Gambar pemeriksaan os femur Ap

Kriteria Radiograf
a.       Tampak gambaran femur dalam profil AP
b.      Bagian femur dan sendi yang dekat dengan lesi harus tampak
c.       Femoral neck tidak mengalami pemendekan (foreshortening)
d.      Trochanter minor tidak tampak dalam gambar atau hanya sedikit saja bagian trochanter minor yang tampak pada film
e.       Articulatio genu tidak rotasi
gambar criteria radiograf femur proyeksi AP

Proyeksi Lateral
Pp       : pasien supine diatas meja pemeriksaan
Po       : lutut dari tungkai yang akan di foto sedikit flexio,tungkai di atas diatur true lateral dengan tepi lateralnya menempel pada kaset.angkle joint di janggal dengan spon dan diatas tungkai diletakkan sendi bagian untuk imobilisasi tungkai yang di foto dapat dilihat dengan 2 cara :
·         tungkai diatas di arahkan kedepan ,genu flexio dan tungkai bawahnya di arah caudal
·         tungkai di atas diarahkan kebalik genu flexio dan tungkai bawahnya diarahkan ke posterior penderita.Kaset di letakkan horizontal dan memanjang di bawah tungkai yang di foto 
FFD : 90 Cm
CR : vertikal tegak lurus bidang film 
CP : pertengahan os femur
Gambar Pemeriksaan os femur Lateral
Kriteria Radiograf
a.       Kaki yang tidak diperiksa tidak menutupi ojek yanga akan di periksa.
b.      Trochanter mayor dan minor tidak tampak terlalu prominent.

gambar criteria radiograf femur proyeksi Lateral


















BAB III
METODE PEMERIKSAAN

A.     Tempat dan Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi femur pada kasus fraktur dilakukan di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar, adapau waktu pemeriksaannya yaitu :
Hari              : senin
Tanggal       : 5 januari 2015
Jam              : 09 : 26 Wita
B.     Kronologi Riwayat Pasien
Hari sabtu tanggal 5 januari 2015 pasien datang di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar dalam keadaan tidak sadarkan diri diantar oleh perawat untuk rontgen dengan permintaan foto os femur AP/LATERAL.
C.        Persiapan Alat dan Bahan
1.    Pesawat Sinar-X




Gambar 17. Pesawat Sinar-X
·         Tabung
Thosiba Electron Tubes & Devices CO., LTD
1385, Shimoishigami, Otawara-Shi, Tochigi 324-8550
Made In Japan
Manufactured                : januari 2012
Unit Model                     : E7239X
Ser. No                           : 12A1294
Insert Model                   : E7239
Ser. No                           : 2A0835
Max. Voltage                  : 125 kV
Focal Spot                      : 2.0/1.0
Permanent Filtration                : 0.9 Al/75
Stator                              : XS-AV
·         Kolimator
REF                                 : MRC
SN                                    : AEC1220051
Feb. 2012
Inferent Filtration          : 1.2 mm Al eq
Line power Rating        : 24~, 6A, 50/60 Hz
·         Meja kontrol
·         Meja pemeriksaan
REF                                 : PBT-4
SN                                   : AET1220042
Feb. 2012
2.    Kaset ukuran 24x30 cm
3.    Film ukuran 24x30 cm 2 lembar
4.    Mesin Pencuci Film
Gambar 18. Automatic Processing
5.    Marker

D.        Prosedur kerja
          Sebelum dilakukan pemeriksaan os femur, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai brikut :
a.    Persiapan pasien :
         Membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu hasil radiograf, seperti kancing celana dan benda-benda logam lainnya.

E.        Teknik Pemeriksaan Laporan Kasus Di RS
          Proyeksi yang dilakukan di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar pada kasus fraktur menggunakan proyeksi Ap/Lateral.
Tanda – tanda diagnosa : Fraktur
1. Proyeksi Ap
·            Posisi pasien            : pasien supine di atas brangkar dalam keadaan tidak sadar
·           Posisi objek   : letakkan os femur diatas kaset dalam keadaan AP, atur kedua sisi os femur agar tidak terpotong ( kaset di bagi dua)
·            CP                  : Mid femur
·            CR                  : Vertikal tegak lurus bidang kaset
·            FFD                : 90 cm
·            kV                   : 59
·            mA                  : 200
·            Secon                        :  
·            ukuran kaset : 30 cm X 40 cm
2.   Proyeksi Lateral
·     Posisi pasien            : pasien supine diatas brangkar dalam keadaan tidak sadar
·     Posisi objek   : letakkan os femur di tengah-tengah kaset dalam keadaan lateral atau true lateral
·     CP                  : Mid femur
·     CR                  : Vertikal tegak lurus bidang kaset
·     FFD                : 90 cm
·     kV                   : 59
·     mA                  : 200
·     Secon                        :
·     Ukuran kaset            : 30 cm X 40 cm













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus
1.    Identitas pasien
Nama                                    : ny. y
Umur                                     : 40 Thn
Alamat                                   : Todopuli
Permintaan foto                  : Femur 1/3 distal
No.foto                                  : 64
Tanggal pemeriksaan        : 5 januari 2015
Jenis pemeriksaan             : Foto os femur Ap/Lateral
2.    Hasil radiograf
 








3.    Hasil baca foto
·         Fraktur 1/3 distal os femur kanan
·         Soft tusue
B.     Pembahasan Laporan Kasus
Fraktur akibat peristiwa trauma. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
            Berdasarkan laporan kasus diatas penulis menarik kesimpulan bahawa pemriksaan Os Femur di Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar dengan proyeksi Ap dan Lateral sudah sesuai dengan teori dan sangat membantu dokter Radiologi dalam mendiagnosa suatu kalainan patologis pada Os Femur dalam hal ini fraktur os femur
B.     Saran
            Saran penulis utamanya kepada Instalasi Radiologi RS Bhayangkara Makassar yaitu Cairan harus lebih di perhatikan agar menhindari pengulangan foto karena pengaruh cairan automatic processing.















Read more

Kuliah di Atro Muhammadiyah Makassar

Powered by Blogger.